Hidup manusia itu metafisika, sebelum ada, masih ada yang sebelumnya. Sebagai makhluk, manusia itu tidak sempurna dalam hakikat sempurna dan sempurna dalam ketidaksempurnaan. Sebagai contoh adalah manusia tidak bisa mengubah takdir, kecuali kuasa Tuhan, dalam contoh kecilnya ketika memilih sesuatu dalam sebuah undian manusia tidak bisa mengambil yang dia inginkan baik hasil maupun urutannya. Mempelajari filsafat yang ideal adalah memahami ruang dan waktu serta tesis dan antitesis untuk kemudian disintesiskan. Ilmu filsafat dalam penjelasan pada video youtube berjudul Filsafat Bagian 1 (Prof. Dr. Marsigit, M.A.) pada hari Kamis tanggal 17 Oktober 2019 (dapat diakses di alamat https://www.youtube.com/watch?v=8t3lalvQbiQ) terbagi menjadi 2 bagian besar yakni definisi dan contoh. Tingkatan tertinggi dari definisi adalah spiritualitas atau kuasa Tuham, sedangkan tingkatan tertinggi dari contoh adalah Realisme dalam kehidupan manusia.
Tingkatan dari definisi meliputi hal-hal dasar seperti terciptanya manusia yang tetap, tidak dapat memilih, merupakan takdir, ideal, dan absolut atau disebut juga kausalisme.
Tingkatan dari contoh meliputi sifat-sifat dalam diri manusia seperti berubah, vital,memilih, ikhtiar, dan realisasi atau termasuk dalam materialisme. Dalam kaitan keilmuan dengan definisi dari filsafat terdapat logicism, coherenism, analitik, konsisten, aksioma, teorema, dan hukum. Dalam kaitan keilmuan dengan contoh terdapat persepsi, korespondensi, materialisme, dan hukum alam. Seperti halnya manusia yang tumbuh dari kecil dengan tahapan pikir posteriori dan berdasarkan pengalaman-pengalaman menuju dewasa yang tumbuh dalam tahapan apriori.
Pertumbuhan berdasarkan pengalaman akan menumbuhkan empirism, sedangkan hasil pemikiran setelah dewasa adalah rasionalism. Hidup di dunia berdasarkan pengalaman seringkali bersifat atau bisa bersifat kontradiktif dan kompromi, sedangkan dalam pikiran adalah bersifat identitas dan tautologis. Beberapa tokoh dalam filsafat adalah Immanuel Kant dan Rene Descartes yang mengemukakan pendapat cogito ergo sum (aku berpikir maka aku ada) yang bahwasanya manusia hidup apabila dia berpikir dan bergerak terus. Dengan pemikiran-pemikiran itu akan muncul penemuan-penemuan baru baik yang sederhana maupun kompleks. Untuk membangun suatu peradaban dalam kehidupan, diperlukan pemikiran yang kuat sebagai dasarnya.
Kondisi kehidupan manusia saat ini dihadapkan pada masa Post Modern yang mana merupakan perkembangan dari modern, feudal, tradisional, tribal, dan archric. Tuntutan demi tuntutan dalam kehidupan telah memaksa manusia untuk terus belajar dan berkembang mengikuti zaman. Tantangan saat ini yang paling banyak adalah kapitalism, materialism, pragmatism, dan liberalism. Kita sebagai orang Indonesia yang memiliki ideologi Pancasila harus berpegang teguh agar tidak terbawa arus post modernism. Dengan memegang teguh Pancasila, kita akan terhindar dari upaya-upaya penggantian ideologi yang selama ini telah dilakukan oleh sekelompok orang. Semakin banyak belajar dan membaca serta tunduk pada Tuhan YME akan membawa kita menjadi manusia seutuhnya yang terbebas dari berbagai hal-hal tidak baik yang ada di dunia.