Sabtu, 10 November 2012

Gunung Merbabu

Gunung Merbabu adalah salah satu gunung yang berada di Jawa Tengah, tepatnya terbagi pada kabupaten Magelang dan Boyolali. Merbabu berasal dari kata Meru (Gunung) dan Abu (Abu). Merbabu memiliki ketinggian 3142 Mdpl yaitu berada di puncak Kentheng Songo. Merbabu termasuk gunung yang sudah tidak aktif lagi sehingga sangat sering dikunjungi oleh para pendaki. Selain itu, Merbabu juga memiliki pemandangan yang indah dan rute yang tergolong mudah bagi para pendaki pemula yang ingin merasakan nikmatnya mendaki. Pendaki yang masih pemula juga tak perlu khawatir karena rute perjalanan pun jelas dan petanya bisa dilihat di base camp sebelum berangkat mendaki.
Peta Rute Pendakian Gunung Merbabu
Gambar peta di atas adalah peta pendakian dari desa Wekas. Desa ini terletak di Kabupaten Magelang, tepatnya sebelum obyek wisata Kopeng. Dari Kota Magelang, jalan menuju desa Wekas cukup mudah ditempuh. Dari Armada (Perempatan Armada Town Square) langsung menuju jalan Soekarno Hatta (arah Kopeng) sampai menjumpai terminal tidar dan pertigaan kemudian belok ambil arah ke Kopeng dan Ketep Pass. Lama perjalanan sampai Wekas dari Magelang Kota kira-kira 30 menit tergantung kecepatan dan kondisi jalan. Mulai gapura masuk ke desa Wekas sebaiknya anda berhati-hati dalam berkendara dikarenakan jalan yang cukup terjal. Akan tetapi, pemandangan dari pohon-pohon pinus disekitarnya sangat sayang jika dilewatkan begitu saja. Memandangi hijaunya daun dengan rona kecoklatan pada kayu dan tanah ditambah tetesan air, sangat jarang ditempui di tempat lain. Sampai di base camp Wekas, langsung titipkan sepeda motor dan mencatat data diri sebelum mulai naik sebagai administrasi, asuransi, dan lain-lain. Sebelum naik hendaknya mengadakan briefing terlebih dahulu untuk membahas agenda atau rute yang akan ditempuh dan berdo'a bersama, atau bisa mengabadikan momen bersama. ASelain itu perlu juga dibahas mengenai aturan-aturang selama naik gunung seperti jangan buang sampah sembarangan dan mematikan api sampai mati.
Foto Menjelang Pendakian dari Basecamp Wekas
Sebelum mulai mendaki sebaiknya mulai periksa perlengkapan-perlengkapan yang harus dibawa maupun dikenakan. Mulai dari sepatu, jaket, penutup kepala, syal, sarung tangan, dan senter sebaiknya diutamakan bila akan mendaki malam hari mengingat gelap dan dinginnya kondisi. Apabila pendakian dilakukan siang cukuplah tubuh anda yang menyesuaikan. Jangan lupa, ketika melakukan perjalanan, tubuh akan memanas dan mengeluarkan keringat, perhatikan ini dengan seksama. Setelah dari yang dikenakan, perhatikan yang dibawa, air dan jas hujan menjadi prioritas berikutnya, makanan seperti roti dan lainnya menyesuakian kebutuhan. Apabila hendak camping atau mendirikan tenda, bawa tenda dan perlengkapannya seperti kompor parafin/spiritus/gas dan bahan bakarnya, juga jangan lupa nasting bila ingin  memasak sesuatu.

Setelah semuanya siap, pastikan urutan penataan dengan benar sesuai prioritas, dan siap untuk mendaki. Perlu diketahui bahwa lama perjalanan dari Wekas sampai puncak sekitar 5-7 jam tergantung pendaki itu sendiri. Selama perjalanan sebaiknya memperhatikan personil. Bagi yang sudah berpengalaman sebaiknya berada di depan dan belakang untuk memastikan keselamatan rekannya. Apabila hendak mendirikan tenda bisa di pos 2 atau helipad yang tempatnya luas dan tidak terlalu diterpa angin. Disana tempat paling pas untuk berkemah karena selain hal di atas juga sudah dekat dengan puncak sehingga memungkinkan untuk summit attack terutama bagi pencari sunrise party dengan lama perjalanan kira-kira 2-3 jam. Ketika berkemah pendaki bisa menghangatkan diri dengan memasak makanan yang hangat atau membuat minuman panas dengan nasting dan kompor yang dibawa.

Beginilah Suasana Di Dalam Tenda
Suasana Menjelang Summit Attack
Foto Tawa Canda Di Pos 2 (Tempat Ngecamp)
Foto Beres-beres Tenda
Sebelum mulai istirahat tidur sebaiknya briefing sebelum summit attack. Apabila ingin mendapatkan sunrise sebaiknya mulai summit attack pukul 03.00-03.30 WIB. Untuk barang-barang sebaiknya ditinggal, cukuplah membawa air, snack, dan jas hujan supaya perjalanan lebih terasa ringan. Disekitar perjalanan dipastikan akan melihat indahnya bunga eidelweiss, sebaiknya jangan sampai memetik bahkan membawa pulang, lebih baik cukup dinikmati keindahannya. Perjalanan ke puncak sedikit lebih berat dibandingkan di awal perjalanan, sebaiknya pandai-pandai mengatur nafas dan memilih rute yang tepat. Selain itu ada banyak puncak seperti Janagiri, Syarif dan yang tertinggi ada di Kentheng Songo, tergantung selera dan keinginan pendaki. Setiap puncak menawarkan keindahan masing-masing. Dari puncak akan terlihat lautan awan yang putih dan gunung-gunung di sekitar Merbabu seperti Merapi, Lawu, Sumbing, dan Sindoro yang menambah nikmatnya suasana puncak. Selamat menikmati suasana puncak.
Pemandangan Selama Perjalanan
Di Tengah Perjalanan

Pemandangan Dalam Perjalanan

Foto Di Salah Satu Puncak Merbabu (Janagiri)

Foto Di Puncak

Toss Keberhasilan Sampai Di Puncak Dengan Selamat

PUNCAK!!!
Setelah puas di puncak dan hendak turun, sebaiknya membereskan dan membersihkan sisa-sisa benda yang tadi dibawa naik. Jangan lupa mematikan api yang dibuat karena rawan kebakaran. Untuk turun tak perlu khawatir karena relatif lebih ringan cuma perlu hati-hati supaya tidak terpeleset dan jatuh. Jangan lupa untuk tetap berdo'a sebelumnya. Ada baiknya jika melihat sampah dijalan untuk diambil dan dibawa turun supaya menjaga keindahan, kebersihan, dan kelestarian gunung. Selamat bercerita mengenai keindahan dan pengalaman menjajaki gunung Merbabu, salah satu gunung tertinggi di Indonesia.
Foto Bersama Jelang Turun

Perjalanan Turun

Foto Jelang Turun

Sampai Juga Di Basecamp Wekas

Kamis, 27 September 2012

FILSAFAT ITU HIDUP?


Orang hidup itu sedang berfilsafat, berfilsafat mengenai dirinya sendiri atau bahkan berfilsafat mengenai orang lain. Bisa dikatakan bahwa orang yang hidup itu sudah memiliki apa yang dimiliki dan belum memiliki apa yang akan dimilikinya kelak atau dengan kata lain masih mungkin untuk memiliki dan tidak memiliki. Dan untuk mendapatkan atau memiliki apa yang belum dimiliki itu semua tergantung pada pribadi masing-masing. Apakah ingin berjuang mendapatkannya atau hanya menunggu adanya atau bahkan tidak mau memperjuangkannya. Semua itu pilihan, seperti kata orang-orang tua, hidup itu pilihan.
Berjalan mendampingi kehidupan seseorang, itulah filsafat. Jadi bisa dikatakan bahwa filsafat itu turut hidup. Hidup besama-sama kehidupan seseorang. Hidup untuk mengetahui apa yang belum diketahui oleh seseorang itu. Kembali pada hidup atau kehidupan. Seseorang hidup itu pasti memiliki pedoman. Pedoman paling dasar dari seseorang yang hidup adalah spiritualitas atau agama. Sehingga bisa dikatakan pula kalau filsafat itu berpedoman pada spiritualitas atau letaknya ada di bawah spiritualitas seperti yang dikatakan master yang mengenalkan kami pada filsafat.Sehingga spiritual dan filsafat selalu memiliki hubungan dan keterkaitan dalam batas-batas tertentu.
Dari sini mulai terpikir apa yang telah didapat dari acara perkenalan dengan filsafat di hari kamis. Filsafat juga tumbuh berkembang layaknya seseorang yang hidup juga tumbuh dan berkembang. Ada potensi berkembang ke arah yang baik atau bahkan ke arah sebaliknya (tersesat). Karena itulah perlu adanya keseimbangan antara spiritual dan filsafat. Semua harus saling menghormati batasan-batasan yang dimiliki, hal itu pula yang harus diperhatikan dengan seksama baik oleh penulis maupun pembaca. Dan penulis setuju apa yang dikatakan oleh master, belajar itu terutama filsafat harus kontinu, karena filsafat itu hidup, maka untuk mempelajarinya pun harus sepanjang hidup ini agar terjadi keseimbangan dan tidak tersesat.
Pertanyaan: Apakah bisa belajar filsafat tanpa ada ahli yang mendampingi? Apakah jika kita mati filsafat kita turut mati? Sekian.

Rabu, 07 Maret 2012

The Changes of Learning Models Over Time


In this world everything is always changing as time passes. One of the changes in education is the learning model. Change is divided by the imaginary line that can divide the time and place. Model of learning in each area is different, as in Indonesia by the Japanese. Of various aspects of input and output there is definitely a difference. The average Japanese person disciplined, punctual, and hardworking, very contrary to the Indonesian people that do not easily give up the discipline and, of course impact on the learning model that will be taught as well as students learning outcomes.
In addition based on the place or region, learning models from time to time was also different. Learning model that formerly called traditional, while a new learning model called innovative. There are many aspects that distinguish the traditional with the innovative learning models that is limited by Imaginary line such as Religion, Philosophy, Paradigm, Theories, Design, Schema, Models, Programs, Activities, and Examples. 
Traditional learning models have a paradigm of transfer of knowledge by the teacher and construck of knowledge by the student. It has many flaws because each student has different characteristics so that not all students can correspond to the way teachers deliver. That's why today introduced innovative learning models that are updated with some aspects such as how to interact with, the use of teaching aids, teaching methods, which are based on the characteristics of most students. So expect a lot easier student is well developed not only as a puppet of imitators who only follow what is said and modeled by the teacher.

Rabu, 29 Februari 2012

Development Of Teaching Mathematics


 Time after time mathematics has always been progressing, both in terms of their knowledge and way of teaching. Now, a lot of people interested to learn math so that it requires mathematicians to make improvements in various aspects including aspects of teaching. The teacher must use all of the facilities to the make the teaching learning process of mathematics become enjoy and fun. To achieve good teaching learning process we must manage all of the preparation like manage the lesson plan, apperception, various method of teaching, various media/ teaching aids, various interaction, small group discussion, students presentation, students worksheet and assessment.
There are many factors that affect teaching learning process of mathematics, such as:
1.      Syllabi (includes lesson plan, assessment, students worksheet, etc) that suitable with curriculum
2.      Teaching Aid (Media that can help us facilitate teaching learning process, such as: arc, number line, ruler, etc.)
3.  Teaching Methods (Such as: expository, discovery, small group discussion, question and answer, demonstration, etc, depends on the suitability of the material)
4.   Educational facilities (Including the facilities and places of learning, learning resources, books, internet, libraries, laboratories, etc)
5.      Psychological aspect
6.      Context of teaching learning
7.  Technology (The development in technology also may affect learning system of students. With the development in technology can be used to develop the insight and knowledge of students)

In teaching and learning activities also have difficulties or obstacles such as difficult interaction between teachers and students. Therefore, as a teacher should be able to form a good bond interactions with students. Suppose to compliment the student can answer correctly. Then the teacher should be able to combine the best strategy to make teaching learning process of mathematics become easy.