Selasa, 15 November 2011

Developing ICT for Primary and Secondary Mathematics Teacher Professional Development: The Use of Video in Lesson Study


Oleh: Dr. Marsigit, M.A.
Reviewed by: Ramadian Radite (09301244020)

Sebagian besar calon guru matematika tidak banyak mempuyai kesempatan untuk melakukan pengamatan tentang keefektifan penggunaan metode pembelajaran dalam kondisi nyata di kelas karena pada pengalaman pertama kali mereka mengajar mereka lebih banyak menggunakan metode pembelajaran tradisional. Penggunaan VTR (Video Tape Recorder) ini merupakan salah satu pengembangan ICT untuk mendukung pengembangan keprofesionalan guru. Merefleksi praktek mengajar matematika yang baik melalui VTR terbukti dapat mendorong dan memotivasi guru untuk meningkatkan kemampuan mengajarnya.
VTR (Video Tape Recorder) untuk pendidikan guru dan perbaikan dalam pendidikan matematika khususnya untuk mengembangkan lesson study memiliki beberapa keuntungan seperti : rangkuman dari pelajaran yang menekankan pada masalah utama pelajaran, bagian dari pelajaran dan kejadian-kejadian utama di dalam kelas, hal-hal yang dapat dijadikan sebagai bahan diskusi dan refleksi (Isoda M, 2006). Jika ingin mengamati proses belajar mengajar melalui VTR, rangkuman pendek dibutuhkan untuk memahami isinya, dan kita perlu mengamati VTR beberapa kali agar dapat memahami isinya dengan jelas.  Belajar dengan menggunakan video akan memberikan kesempatan bagi kita untuk mengamati apa yang kita pelajari di kelas dan kemudian mengaplikasikannya dalam kegiatan belajar dan mengajar di kelas.
Penggunaan VTR dalam Kegiatan Lesson Study: Konteks Jepang dan Indonesia
VTR dalam konteks Jepang, diambil sebagai contoh Kayuza Saito seorang guru kelas 4 SD di SD Ookoyama kota Yokohama,Jepang. Topik yang dibahas adalah menghitung luas dari bidang datar dengan kegiatan kelasnya adalah siswa memilih sendiri tugas mana yang lebih mereka sukai, tujuan dari pembelajaran ini diantara siswa dapat memahami rumus dari sebuah bentuk bangun datar dan menggunakannya untuk mencari luas, siswa dapat menemukan luas dari bangun datar dengan menggunakan pengatahuan yang telah dimiliki, siswa dapat menyusun rumus untuk menghitung luas jajar genjang, siswa dapat menemukan luas dari sebuah bentuk bangun datar tertentu secara efisien, siswa mamahami bagaimana mencari luas dari daerah tertentu suatu bangun datar.
VTR dalam konteks Indonesia, diambil sebagai contoh Budiayati seorang guru kelas 4 SD di SD Percobaan 2 Yogyakarta. Standar kompetensinya adalah memahami dan mengaplikasikan faktor dan perkalian bilangan untuk menyelesaikan masalah. Pertama guru memberikan pendahuluan berupa pertanyaan yang berhubunngan dengan kehidupan sehari-hari siswa, kemudian membentuk bimbing oleh guru.
Setelah melihat VTR di atas, secara umum aktivitas merefleksi konteks Jepang dalam mengajar matematika melalui VTR dalam suatu program pelatihan dinilai bagus dan sangat membantu oleh para guru. Mereka menilai bahwa hal ini bagus untuk diterapkan di Indonesia, meskipun mereka juga meniali bahwa hal ini bukanlah hal yang mudah.
Untuk dapat mendukung pengembangan VTR maka hal-hal yang perlu diperhatikan diantaranya adalah dukungan dari guru-guru, para peneliti dalam ilmu pendidikan dan subjek yang berkaitan, orang tua dll, lebih banyak klagi investasi dalam bidang penelitian pendidikan, lebih banyak lagi koleksi dan contoh dari cara mengajar yang bagus, mendukung model-model belajar yang efektif, mendukung pengetahuan sebagai proses peningkatan proses dan kemampuan, dukungan dari pemerintah untuk membangun jaringan ICT untuk pendidikan, dan mendorong para guru untuk mengembangkan penggunaan VTR dalam pengembangan keprofesionalannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.