Loyalitas, fanatisme, antusiasme, anarki, tawuran, dukungan, semangat, totalitas tanpa batas, adalah sebagian kisah dari wajah suporter Indonesia. Apapun yang mereka lakukan tujuannya cuma satu, dan itu pasti tulus dari dalam hati, yakni mendukung timnas sepakbola Indonesia supaya berprestasi di tingkat Internasional. Para suporter bahkan rela antri berjam-jam, berpanas-panasan, bahkan ada yang sampai bermalam di sekitar lokasi penjualan tiket hanya demi selembar tiket untuk satu pertandingan timnas Indonesia yang hasilnya juga belum tentu menang tapi harganya begitu menjulang. Dengan harga yang menjulang itu, dijamin para suporter, terutama yang masih belum bekerja, pasti menabung, menyisihkan uang sedikit demi sedikit untuk menyaksikan laga timnas Indonesia.
Membaiknya penampilan timnas Indonesia dan keringnya prestasi timnas, membuat para suporter semakin antusias dalam mendukung timnas supaya bisa lebih capat menggapai prestasi tertinggi. Bahkan, mereka yang tadinya tidak tahu apa-apa soal sepakbola dan baru saja tahu tentang timnas, terutama artis-artis ibukota, jadi ikut-ikutan terkena demam mendukung timnas Indonesia. Bicara soal dukungan, juga banyak yang mengira kalau mendukung timnas itu ya harus digratiskan dari segala biaya karena menurut mereka mendukung timnas itu kan menguntungkan timnas. Tapi, hal itu adalah salah besar!!!! Di samping butuh dukungan, timnas juga butuh bantuan dari kita termasuk dengan membayar biaya tiket masuk. Memberi bantuan pada timnas sudah termasuk memberi dukungan. Dari hal itu sudah bisa terlihat mana yang benar-benar loyal mendukung timnas Indonesia.
Gambar sekelompok Suporter Timnas di Piala AFF 2010 |
Salah Satu Suporter Kreatif |
Suporter Dari Jogja Tak Mau Ketinggalan |
Berpuluh-puluh Ribu Suporter Memadati Stadion |
Tentunya kita semua masih ingat bagaimana saat turnamen piala AFF dihelat di Jakarta, terutama saat final kedua dihelat. Para suporter bersusah-susah antri, berdesak-desakkan untuk mendapat tiket. Tapi, ternyata panpel tidak siap dalam mengantisipasi animo penonton yang begitu tinggi. Tiket begitu sulit didapat, calo ada dimana-mana, tiket palsu masih beredar, ditambah pelayanan tiket yang buruk seperti ada permainan monopoli di dalam tubuh panpel pertandingan yang menyebabkan banyak suporter yang tidak kebagian tiket masuk. Tapi hal itu tidak menyurutkan tekad suporter yang telah jauh-jauh datang dari berbagai daerah untuk mendukung timnas Indonesia. Mereka baik yang dapat tiket maupun tidak dapat tetap loyal dan bernyanyi sepanjang hari sembari menunggu pertandingan dimulai. Benar-benar niat yang tulus dari suporter Indonesia.
5 jam sebelum pertandingan dimulai, suporter sudah memposisikan diri di dalam stadion dan bernyanyi bersama berteriak mengelu-elukan para punggawa timnas merah putih meski timnas baru saja dipermak Malaysia 3-0. Para suporter tetap percaya timnas bakal menang dan mengangkat trophy AFF dengan menyanyikan lagu cinta tanah air. Sesuatu yang membuat hati berdebar, bergejolak, bersemangat, nahkan hingga terharu bercampur tidak karuan. Semua hanya demi dirimu, timnas Indonesia! Begitu timnas Indonesia memasuki lapangan, suporter tambah semangat. Meski berjam-jam teah bernyanyi, tapi mereka tak pernah menunjukkan raut wajah lelah bernyanyi dan menyambut timnas Indonesia dengan segudang harapan. Namun naas, timnas Indonesia cuma menang 2-1 sehingga kembali gagal meraih gelar juara AFF setelah 4 kali masuk final. Namun, di situlah terlihat jelas mana suporter yang loyal dan yang cuma ikut-ikutan nonton. Mereka yang loyal tetap sportif mengakui keunggulan lawan dan tetap mendukung timnas dengan fanatisme luar biasa, tidak cuma asal komentar mengkritik timnas seperti kurang inilah, kurang itulah. Suporter sejati adalah suporter yang paham betul kondisi menang atau kalah. Dan itu terlihat saat kedewasaan suporter mengakui bahwa timnas tetap berjuang keras dan memberi tepuk penghormatan bagi timnas Indonesia.
Tiket Masuk Stadion |
Tiket Masuk Stadion |
Beberapa hari yang lalu, Jakarta juga kembali menggelar laga timnas Indonesia melawan Bahrain di ajang kualifikasi Piala Dunia 2014 Brazil. Masalah tiket tidak jauh berbeda dengan masalah sebelumnya layaknya panpel yang tidak pernah belajar dalam mengantisipasi animo suporter yang begitu tinggi dan fanatisemenya. Namun, antusiasme suporter dalam mendukung timnas telah menghapus itu semua. Suporter sejati dengan totalitas tanpa batas selalu hadir meski dalam kondisi terjepit sekalipun. Harapannya pun cukuplah timnas Indonesia menjadi lebih baik dan membuka peluang masuk Piala Dunia 2014 untuk kali kedua. Pertandingan dimulai, harapan masih membubung tinggi dengan nyanyian-nyanyian khas suporter dalam mendukung timnas. Semua suporter dari berbagai daerah bersatu padu mendukung timnas.
Pertandingan berjalan monoton dan membosankan karena timnas tak kunjung mendapat peluang emas. Justru hal yang paling ditakutkan suporter terjadi. Gol untuk Bahrain saat injury time babak pertama, begitu menghentak. Sontak suporter sempat terdiam sesaat seakan tidak percaya babak pertama diakhiri dengan keunggulan tim tamu. Namun itu hanya berlangsung sesaat, suporter sadar masih ada babak kedua untuk membalas. Mereka pun kembali bersemangat bernyanyi sembari menanti babak kedua. Babak kedua dimulai. Pergantian pemain langsung dilakukan. Namun justru tim tamu berhasil menambah keunggulan yang benar-benar menggerus hati suporter. Di situlah fanatisme dan loyalitas suporter benar-benar diuji. Beberapa petasan, flare, dan kembang api mulai keluar layaknya pesta tahun baru. Tujuannya adalah tetap menyemangati timnas, bahwa pesta masih bisa dilakukan di Jakarta dengan waktu tersisa. Tapi, hal itu justru mendapat respon buruk dari pengawas pertandingan yang menyebabkan pertandingan dihentikan 15 menit dan Pak Presiden keluar meninggalkan stadion. Sebuah hal yang mengecewakan tentunya, seorang presiden kecewa pada hal fanatisme? Suporter kembali menjadi kambing hitam kesalahan bahkan, Presiden yang tak tahu sepakbola juga mengecam suporter yang begitu tulus mendukung timnas. Sedih? Itu pasti, tapi tahukah Anda yang tidak pernah melihat timnas dan panpel di Stadion, bahwa adanya flare dan petasan adalah murni kesalahan panpel!!! Bayangkan jika panpel benar-benar menjalankan tugasnya dengan memeriksa setiap suporter yang masuk, pasti bisa diatasi. Padahal Stadion GBK mempunyai 3 ring masuk, kok bisa sampai lolos? Bagaimana kinerja panitia dan keamanan? Apa gunanya mereka dibayar dengan tiket mahal oleh suporter? Masih juga menyalahkan suporter? Tahu apa mereka tentang sepakbola? Memang cuma pemain timnas yang paham akan suporter yang mengharap kemenangan dan menyemangati timnas. Tak lama kemudian pertandingan dilanjutkan, namun skor tidak berubah hingga akhir pertandingan. Apakah rusuh? tawuran? Tidak!! Suporter rela menerima kekalahan dan tetap memberi tepuk semangat bagi timnas Indonesia. Menang atau Kalah, suporter tetap merah putih. Merah darai dan putih tulang untuk bersatu mendukung timnas Indonesia bagaimanapun kondisi timnas Indonesia. Inilah suporter yang cinta timnasnya bukan sekedar ikut-ikutan dan cuma bisa mengkritik dan mengecam timnas. I love You Indonesia!! Salam Persatuan Suporter!!
Pertandingan berjalan monoton dan membosankan karena timnas tak kunjung mendapat peluang emas. Justru hal yang paling ditakutkan suporter terjadi. Gol untuk Bahrain saat injury time babak pertama, begitu menghentak. Sontak suporter sempat terdiam sesaat seakan tidak percaya babak pertama diakhiri dengan keunggulan tim tamu. Namun itu hanya berlangsung sesaat, suporter sadar masih ada babak kedua untuk membalas. Mereka pun kembali bersemangat bernyanyi sembari menanti babak kedua. Babak kedua dimulai. Pergantian pemain langsung dilakukan. Namun justru tim tamu berhasil menambah keunggulan yang benar-benar menggerus hati suporter. Di situlah fanatisme dan loyalitas suporter benar-benar diuji. Beberapa petasan, flare, dan kembang api mulai keluar layaknya pesta tahun baru. Tujuannya adalah tetap menyemangati timnas, bahwa pesta masih bisa dilakukan di Jakarta dengan waktu tersisa. Tapi, hal itu justru mendapat respon buruk dari pengawas pertandingan yang menyebabkan pertandingan dihentikan 15 menit dan Pak Presiden keluar meninggalkan stadion. Sebuah hal yang mengecewakan tentunya, seorang presiden kecewa pada hal fanatisme? Suporter kembali menjadi kambing hitam kesalahan bahkan, Presiden yang tak tahu sepakbola juga mengecam suporter yang begitu tulus mendukung timnas. Sedih? Itu pasti, tapi tahukah Anda yang tidak pernah melihat timnas dan panpel di Stadion, bahwa adanya flare dan petasan adalah murni kesalahan panpel!!! Bayangkan jika panpel benar-benar menjalankan tugasnya dengan memeriksa setiap suporter yang masuk, pasti bisa diatasi. Padahal Stadion GBK mempunyai 3 ring masuk, kok bisa sampai lolos? Bagaimana kinerja panitia dan keamanan? Apa gunanya mereka dibayar dengan tiket mahal oleh suporter? Masih juga menyalahkan suporter? Tahu apa mereka tentang sepakbola? Memang cuma pemain timnas yang paham akan suporter yang mengharap kemenangan dan menyemangati timnas. Tak lama kemudian pertandingan dilanjutkan, namun skor tidak berubah hingga akhir pertandingan. Apakah rusuh? tawuran? Tidak!! Suporter rela menerima kekalahan dan tetap memberi tepuk semangat bagi timnas Indonesia. Menang atau Kalah, suporter tetap merah putih. Merah darai dan putih tulang untuk bersatu mendukung timnas Indonesia bagaimanapun kondisi timnas Indonesia. Inilah suporter yang cinta timnasnya bukan sekedar ikut-ikutan dan cuma bisa mengkritik dan mengecam timnas. I love You Indonesia!! Salam Persatuan Suporter!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.