Hari Minggu 25 September 2011, hari di RW 16 Dukuh Gedongkiwo tak seperti biasanya. Suasana sedikit serius dan terkesan aneh, lain dari yang lain. Yah wajar saja hari karena hari itu adalah hari pemilihan walikota Jogja. Ada 3 pasangan yang memenuhi syarat untuk menjadi calon walikota Jogja, tak perlu saya sebutkan, di berita lokal maupun nasional sudah sering dibahas. Sedangkan pemilihnya ada beribu-ribu orang tersebar di seluruh penjuru Kota Yogyakarta. Syarat untuk menjadi pemilih pun juga ada diantaranya sudah punya KTP dan terdaftar sebagai calon pemilih. Yah beruntung sekali aku sudah 19 tahun, bisa deh nyoblos, blooss. Ini merupakan pengalaman kedua setelah pemilu 2009.
Jam 8 pagi dengan pakaian khas pakai parfum biar wangi langsung saja aku menuju TKP, TPS 24 Gedongkiwo. Disana sudah rame antrean warga yang akan mencoblos. Selembar surat undangan dan kartu pemilih sudah dibawa, langsung saja mendaftarkan diri di petugas registrasi untuk kemudian duduk menanti panggilan. Yah daripada bosan, aku banyak bercerita dengan rekan saksi pemilu dari salah satu calon yang juga rekan saya sendiri. Pakaian khas sesuai dengan pakaian calon. Bercerita soal kemungkinan dan prediksi semua memiliki pandangan masing-masing, tetapi intinya menginginkan pemimpin yang adil, bijaksana, peduli dengan rakyat, dan membuat Kota Jogja semakin baik lagi.
Sekitar 15 menit kemudian nama saya dipanggil, wuih rasanya sudah tak sabar ingin menyumbangkan suara dan masukan demi kemajuan Kota Jogja. Langsung saja, begitu surat suara diberikan, masuk ke bilik, dengan membaca kalimat tasmiyah dan niat yang baik, aku coblos calon yang aku pikir layak dan kompeten untuk menjadi pemimpin. Kulipat surat suara, masukkan ke dalam kotak suara, buat tanda bukti coblosan, cukup mencelupkan salah satu jari tangan ke tinta yang telah disediakan dan selesai sudah. Simpel kan dan tidak repot? Golput? Yah itu cuma pemikiran orang yang tidak mempunyai tujuan bersama-sama membangun bangsa. Tapi, itu juga pilihan dan harus dihormati juga.
Setelah itu, lanjut bercengkerama dengan rekan-rekan di tempat tunggu pemilih. Sambil bercanda, ada rekan yang bilang: "eh, mau gambare tak coret-coret, tak nei sungu, kumis, wes kabeh wae." Yah lucu sih, tapi dalam hati aku berpikir, buat apa hadir kalau cuma ingin begitu? Yah tapi itu cuma satu orang jadi biarlah. Cukup lama menanti waktu perhitungan, akhirnya perhitungan dimulai. Ternyata pemenang di TPS 24 sudah bisa ditebak dari kampanyenya, tapi rahasia ya. Untuk pemenang secara kumulatif di surat kabar dan berita lokal maupun nasional sudah terpampang jelas. Langsung saja pemenangnya adalah pasangan nomer 3 dan kami seluruh warga Kota Jogja mengucapkan selamat atas terpilihnya pemimpin yang baru. Semoga menjadi pemimpin yang adil, bijaksana, amanah, peduli rakyatnya, dan membuat Kota Jogja semakin baik lagi. Yogyakarta Never Ending Asia bahkan Dunia!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.